Politikus Madiun Dipenjara 10 Tahun karena Cabuli Dua Gadis Belia

DIVONIS - Terdakwa Oentiono (34) warga JL Puntuk, Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun diganjar 10 tahun penjara dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Kota Madiun, Kamis (13/3/2014).

MADIUN - Terdakwa kasus pencabulan, Oentiono (34) warga Jalan Puntuk, Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun hanya bisa tertunduk lesu dan menerima putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Kota Madiun, Kamis (13/3/2014).

Pengurus salah satu partai politik (parpol) di Kota Madiun ini, divonis konform (putusan dan tuntutan sama) oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Kota Madiun, dalam sidang dengan agenda pembacaan putusan itu.

Ketua Majelis Hakim yang diketuai Agus Akhyudi, dalam amar putusannya menyatakan terdakwa secara syah dan meyakinkan telah mencabuli korban yang masih dibawah umur. Saat pencabulan hingga sidang korban, DW masih berusia 14 tahun. Terdakwa Oentiono, secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 81 dan pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Karenanya, majelis hakim menghukum terdakwa selama 10 tahun penjara dan memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan," ujar Ketua Majelis Hakim, Agus Akhyudi dalam pembacaan putusan.

Selain dijatuhi hukuman pidana penjara, terdakwa juga dijatuhi hukuman tambahan berupa denda sebesar Rp 60 juta subsider 6 bulan kurungan. Jika terdakwa tidak mampu membayar denda dapat diganti dengan hukuman kurungan selama 6 bulan.

"Hal-hal yang meringankan terdakwa, dia belum pernah dihukum. Hal-hal yang memberatkan terdakwa karena perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat. Apalagi, perbuatan yang dilakukan terdakwa tidak hanya terhadap DW masih ada korban lainnya, yakni PLP (17)," imbuhnya.

Dalam sidang sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Renny Erawati menuntut terdakwa selama 10 tahun penjara atau sama dengan putusan majelis hakim.

Dalam persidangan terungkap, tanggal 5 Oktober 2013 dengan mengaku bernama Aldo, terdakwa yang juga parpol nonparlemen ini, mengajak DW ke sebuah hotel dan yang berada di Jalan Pahlawan, Kota Madiun, dan mencabulinya.

Selain itu, sebelum mencabuli DW, di hari yang sama, terdakwa juga mencabuli PLP (17), dengan cara yang sama. Modusnya, terdakwa berpura-pura menjadi paranormal yang akan mengobati keluhan korban.

Sementara atas putusan tim Majelis Hakim itu, terdakwa Oentiono yang tanpa didampingi penasehat hukum menegaskan menerima putusan itu. Seusai sidang, terdakwa langsung menandatangani berita acara menerima putusan itu.

"Saya menerima saja. Percuma saja kalau saya banding. Paling vonisnya (di Pengadilan Tinggi) sama dengan putusan di sini (Pengadilan Negeri Kota Madiun)," pungkasnya.

Dre@ming Post______

sumber : tribun

Berita Terkait